BUDIDAYA PUYUH,
I.
Pendahuluan
Peternakan puyuh secara umum di Indonesia masih berskala kecil sehingga
perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena
adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat, disertai dengan ketertarikan
terhadap telur puyuh yang lebih murah dan tinggi protein dan semakin
meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur puyuh selama ini belum
mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur olahan dan
telur tetas. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3
(Kuantitas,
Kualitas dan Kesehatan) berupaya membantu budidaya puyuh dengan sasaran
peningkatan kualitas dan kuantitas telur dan daging.
II.
Produktivitas Puyuh
Potensi
puyuh sangat bagus untuk dikembangkan. Puyuh pada umur 41 hari sudah mulai
bertelur, dibandingkan dengan ayam ras yang membutuhkan waktu 6 bulan untuk
mulai bertelur. Harga telur puyuh per kilogram rata-rata lebih tinggi
dibandingkan dengan telur ayam ras. Produksi telur puyuh per tahun mencapai 300
butir per ekor, dibandingkan ayam kampong yang hanya 150 butir per ekor per
tahun. Berat telur puyuh rata-rata 10 gram.
III.
Memperoleh Anak Puyuh (DOQ)
A. Membeli DOQ dari pembibit
B. Membeli telur puyuh tetas dan menetaskan
sendiri
C. Memelihara bibit puyuh
IV.
Tata Laksana Pemeliharaan
4.1
Perkandangan
Puyuh adalah hewan yang sangat peka
terhadap suara, sehingga kebisingan dan suara hiruk pikuk yang terjadi di
lingkungan sekitarnya menyebabkan puyuh mudah stres. Sehingga dapat menyebabkan
penurunan produksi. Kandang sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk.
Kandang menghadap ke timur untuk
memberikan
kesempatan sinar matahari pagi masuk kedalamnya, sehingga ruangan kandang
menjadi sehat dan cukup terang serta dapat membunuh kuman penyebab penyakit.
Atap kandang tidak dibuat dari seng karena dapat menimbulkan kebisingan. Secara
umum, ukuran kandang koloni bgi puyuh berukuran 1 x 1 m, dengan tinggi sekitar
30-35 cm. Untuk memudahkan pengambilan telur, sebaiknya lantai kandang dibuat
agak miring sekitar 10 atau 20 derajat. Kandang koloni dapat dibuat bertingkat
3-5 tingkat. Di bawah alas kandang koloni yang berada di bagian atas sebaiknya
ditempatkan penampung kotoran agar tidak mengotori kandang koloni dibawahnya.
Alas
kandang dapat menggunakan sekam atau ampas gergajian, untuk menghindari
terperosoknya kaki-kaki puyuh, selain itu sebagai sumber vitamin B12 yang
berguna bagi tubuh puyuh. Untuk kepadatan kandang puyuh yang sudah bertelur
adalah sekitar 50 ekor/m2. Kandang harus
dibersihkan setiap hari. Untuk mengurangi bau kotoran yang timbul, dapat
diberikan ekstrak jahe dan kunyit yang dicampur pada pakan.
4.2
Pakan
Kebutuhan
jumlah pakan rata-rata bagi puyuh sebagai berikut :
Pakan
puyuh dapat menggunakan pakan pabrik atau meramu sendiri, ada beberapa peternak
juga yang mencampur pakan pabrik dengan bahan baku lokal untuk mengurangi biaya
pakan, seperti dedak padi, tepung jagung dan bungkil kedelai.. Kebutuhan kadar
protein untuk DOQ mencapai 25%, puyuh grower 20-22% dan untuk puyuh layer
18-20%. Ada kalanya jatah pakan sudah habis, tetapi puyuh masih berkeinginan
untuk makan, biasanya pada malam hari, maka penambahan pakan di luar jatah
masih dapat ditoleransi sampai 10%. Pemberian diatas itu sudah tidak ekonomis.
Selain pakan-pakan diatas, puyuh masih membutuhkan pakan tambahan yang
mengandung gizi/nutrisi ternak lengkap yang belum terdapat pada pakan-pakan
diatas untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi telurnya. Sehingga tujuan atau target dari budidaya puyuh
yaitu memiliki produksi telur yang
optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan tambahan/pelengkap maka
PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus
dan POC NASA. Produk-produk ini menggunakan teknologi asam amino, mineral dan
vitamin yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh puyuh yaitu dengan
meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan puyuh.
VITERNA Plus dan POC NASA mengandung
berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik petelur, yaitu :
• Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin,
Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh,
pembentuk sel dan organ tubuh.
• Vitamin lengkap yang berfungsi untuk
berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan
tubuh itik petelur dari serangan penyakit.
• Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun
tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh.
Cara
penggunaannya adalah dengan mencampur/mengoplos VITERNA Plus dan POC NASA
menjadi satu botol terlebih dahulu, kemudian. dicampurkan pada air minum dengan
dosis : 1 tutup botol campuran VITERNA Plus dan POC NASA untuk sekitar 10 liter
air minum, diberikan 3 hari sekali, terutama pada pagi hari. Air minum
diberikan tidak terbatas, jika sudah habis harus diisi kembali. Gunakan air
yang bersih, bebas dari logam dan mikroorganisme. Tempat penampungan air pun
tidak terbuat dari bahan yang mudah berkarat.
V.
Pengendalian Penyakit
Tindakan pertama yang dilakukan pada
usaha pemeliharaan puyuh adalah
melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah
pencegahan adalah sebagai berikut :
• Lahan yang digunakan untuk memelihara puyuh
harus bebas dari penyakit menular.
• Menjaga sanitasi kandang. Apabila digunakan
kandang bekas puyuh yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan
dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut
bekas puyuh sehat cukup dicuci dengan air biasa.
• Melakukan vaksinasi. Vaksinasi bertujuan
untuk meningkatkan kekebalan tubuh puyuh dari penyakit, terutama virus.
Vaksinasi yang perlu diberikan adalah vaksin ND. Vaksinasi ND diberikan pada
umur 2 hari, 15 hari, 30 hari, dan kemudian diulang setiap 2 bulan sekali
dengan dosis separuh dari dosis ayam ras.
• Mengadakan isolasi. Penyemprotan disinfektan
terhadap kendaraan, barang, atau orang yang masuk kandang atau lokasi kandang.
Pergantian petugas kandang selama masa produksi sebaiknya tidak dilakukan. Pengambilan
telur sebaiknya hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada pagi
hari (pukul 07.00 – 08.00) dan pada sore hari (pukul 15.00-16.00).
Beberapa
penyakit yang dapat menyerang puyuh adalah: 1) Penyakit ND. Belum ada obatnya,
gejala : gangguan pernafasan, bersin,
ngorok, batuk dan sukar bernafas, sayap terkuali, kaki lumpuh, kotoran bewarna
hijau bias disertai darah. Langkah yang paling baik adalah dengan melakukan
vaksinasi ND secara teratur. 2) Penyakit Bakterial (Salmonellosis, cholera,
keracunan, kaki bengkak, Pasteurellosis, Corryza/pilek, Ngorok, Coccidiosis,)
Salmonellosis ditandai dengan kotoran puyuh encer dan bewarna hijau keputihan,
nafas tersengal-sengal, bulu kusam Dan sayap terkulai. Pengobatan dapart
diberikan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline dan
Furasolidane. Furasolidane dicampurkan
pada pakan, sedangkan Sulfaquinoxaline dicampur pada air minum, Cholera
ditandai dengan kotorannya hijau kekuningan, pengobatan dengan menyuntikan
penicilin pada urat daging dada. Pasteurellosis ditandai dengan kotoran bewarna
kehijauan, gangguan pada mata, pernafasan tersumbat, batuk-batuk, pengobatan
dengan memberikan obat antibiotika Penicillin, Amoxicillin. Corryza ditandai
dengan hidung berlendir atau pilek pada puyuh, Pengobatan dengan memberikan
obat antibiotika Streptomicin. Coccidosis ditandai dengan tubuh lemah, kotoran
cair dan sering bercampur darah. Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika
Sulafaquixalibn atau tetra sulfa. Ngorok
dapat diobati dengan memberikan obat antibiotika Spiramycin ; 3) Penyakit Aspergillosis, disebabkan olah
jamur. Terjadi gangguan pernafasan dan puyuh
selalu mengantuk. Obat-obatan dapat diperoleh di toko obat hewan
terdekat
Hal
penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan
kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang
kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat
diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya
Pemesanan Vitamin untuk Unggas (Penggemukan &
Petelur), silahkan hubungi:
Selanjutnya Klik "Tips Budidaya Puyuh"