Bisnis itik di Indonesia saat ini semakin
berkembang, karena disamping permintaan pasar yang tinggi, juga pemeliharaan
itik cukup mudah karena unggas ini memiliki daya tahan yang lebih bagus
dibandingkan ayam. Daging itik yang memiliki cita rasa yang khas sangat
digemari oleh konsumen, hal ini dapat dilihat dari resto maupun warung makan
yang menyajikan olahan daging bebek yang selalu ramai dikunjungi. Dari sisi
keuntungan bisnis ini cukup menjanjikan karena semua hasil dari unggas ini bisa
diuangkan, dari telurnya, daging, bulu hingga kotorannya memiliki nilai
ekonomis.
Itik pedaging yang biasanya dipanenpada umur 40 – 45 hari
diharapkan memiliki bobot hidup minimal 1,3 kg mengikuti standar permintaan
restoran yang mengolah aneka masakan itik. Hanya saja banyak peternak
mengeluhkan itik peliharaannya tidak mampu mencapai bobot ini pada umur 40 - 45
hari, rata-rata bobot hidup yang bisa dicapai adalah 1kg. Berbeda dengan
pengalaman dari Yuli Sangadah (32 th) peternak itik dari Kebumen dan para
peternak mitranya, menurutnya untuk mencapai bobot panen minimal 1,3 kg pada
umur 40 – 45 hari tidaklah sulit.

Pemberian VITERNA cukup 1 kali sehari,bisa diberikan pada
waktu pagi, siang maupun sore hari. Menurut Yuli pemberian VITERNA pada itik
peliharaannya juga memberikan hasil itik pedaging yang seragam bobot panennya
sehingga itiknya dapat terserap oleh pasar seluruhnya. Pemberian VITERNA juga
tidak menaikkan biaya produksi karena tiap 100 DOD hanya membutuhkan 1 botol
VITERNA seharga Rp 46.000,- sehingga tiap DOD hanya menambah biaya Rp 460,-
saja selama pemeliharaan, dengan keuntungan yang lebih berlipat karena itik
pedaging yang dihasilkan sehat dan masuk standar yang diinginkan konsumen.
Mencapai bobot standar yang diinginkan konsumen dalam waktu
yang lebih singkat adalah harapan setiap peternak itik pedaging, menurut
pengalaman Yuli Sangadah peternak itik pedaging dari Kebumen VITERNA dapat
mewujudkannya
Pemesanan Vitamin untuk Unggas (Penggemukan & Petelur),
silahkan hubungi: